Rabu, 16 September 2020

8 Karya Fiksi buat Menghibur Diri di Masa Pandemi

8 Karya Fiksi biar Menjalani Masa Pandemi Makin "Bangsat"

Fiksi membangkitkan imajinasi. Dan imajinasi adalah modal utama lahirnya sebuah kreativitas. Ini bisa menjadi jawaban, sebenarnya apa manfaat membaca buku-buku fiksi selain untuk hiburan.

Dan bukankah "hiburan" juga merupakan obat paling mujarab, ketika kita sangat bosan dengan keadaan, saat dunia seakan berjalan selalu salah, atau merasa nasib baik tidak pernah berpihak.

Fiksi akan berada di tengah! Bukan sebagai pemandu untuk bisa keluar dari keadaan baik (emangnya buku fiksi itu buku how todan motivasi yang bertabur janji? Bukan lahyaw). Melainkan, sebagai pemantik pikiran agar lebih liar, terbuka, dan berani.

Nih, 8 karya fiksi buat menemanimu melewati hari-hari di masa pandemi yang semakin shit.Kalau punya rekomendasi lain, silakan kasih infonya Gan-Sis.

(1) Dataran Tortilla, John Steinbeck 
8 Karya Fiksi biar Menjalani Masa Pandemi Makin "Bangsat"

Kisah jenaka kehidupan Danny dan para sahabatnya di daerah kumuh Amerika Serikat. Akan membuka pikiranmu tentang ketidakberdayaan kaum paisanosatau orang campuran Spanyol, Indian, Meksiko, dan Kaukasia yang dianggap warga kelas dua di negeri Paman Sam.

(2) Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer 

8 Karya Fiksi biar Menjalani Masa Pandemi Makin "Bangsat"

Tidak perlu baca semua tetraloginya kalau tidak sempat. Cukup yang satu ini aja! Kita akan dibawa kepada kemegahan dunia kolonial yang hipokrit dan diskriminiatif. Namun indah dengan kisah cinta Minke dan Annelies.

(3) Coin Locker Babies, Ryu Murakami 

8 Karya Fiksi biar Menjalani Masa Pandemi Makin "Bangsat"

Kamu merasa depresi selama pandemi? Bacalah karya depresif yang psikotik dengan berpegang pada teori bahwa negatif kali negatif akan mendapatkan hasil positif. Selamat mencoba karya penulis Jepang sakit jiwa ini.

(4) Di Bawah Kibaran Sarung, Joko Pinurbo

8 Karya Fiksi biar Menjalani Masa Pandemi Makin "Bangsat"

Kamu yang hobinya rebahan dan masih jomblo, tidak ada salahnya menghibur diri dengan puisi-puisi nakal ala Joko Pinurbo. Dari sunggingan senyum, sampai dorongan untuk bermastrubasi bisa muncul setelah membacanya.

(5) The Hobbit, or There and Back Again, J.R.R. Tolkien 

8 Karya Fiksi biar Menjalani Masa Pandemi Makin "Bangsat"

Bosan dengan dunia yang melulu diisi kabar pandemi atau gimik para selebritas dan tokoh politik? Mending kita bertualang bersama Bilbo Baggins ke "Middle Earth" untuk bertemu makhluk-makhluk mitologi lainnya.

(6) Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, Eka Kurniawan

8 Karya Fiksi biar Menjalani Masa Pandemi Makin "Bangsat"

Judulnya emang terkesan bucin, tapi jangan harap dengan isinya. Kata-kata liar bertenaga dari setiap narasi, akan membebaskanmu yang bosan dengan aturan berbahasa. Ceritanya juga tak lazim dan seru, tentang Ajo Kawir yang burungnya tak “berdiri” 

(7) Pedro Paramo, Juan Rulfo 

8 Karya Fiksi biar Menjalani Masa Pandemi Makin "Bangsat"

Kalau kamu merasa Seratus Tahun Kesunyian terlalu rumit dan terlalu tebal. Nih, baca yang lebih ringkas tapi tak kalah "magis", tentang Juan Preciado dan kota hantu Comala. Bisa membuatmu banyak mengumpat senang.

(8) The Vegetarian, Han Kang 

8 Karya Fiksi biar Menjalani Masa Pandemi Makin "Bangsat"

Aneh memang, novel muram biasanya justru memberikan pencerahan. Seperti yang ini! Namun jangan harap ia berisi motivasi-motivasi gombal. The Vegetarian itu tentang menghadapi konsekuensi hidup yang pedih akibat pilihan yang dibuat orang lain. Sangat ironis!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar